salam


Rabu, 09 November 2011

CINTA BERUJUNG PATOK MAUT DI DESA WRINGINPITU, KECAMATAN TEGALDLIMO,KABUPATEN BANYUWANGI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Komposisi”
FilesOffice
Oleh :
Siti Lailatul Nur A. (A32210048)
DosenPembimbing:
Dr. Asep Abbas Abdullah, M.Pd

FAKULTAS ADAB

jurusan sejarah dan peradaban islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011
CINTA BERUJUNG PATOK MAUT
DI DESA WRINGIN PITU, KECAMATAN TEGALDLIMO, KABUPATEN BANYUWANGI
Sebut saja Kota Banyuwangi, selain kaya akan keindahan dan hasil lautnya, Banyuwangi juga sering disebut Kota Santet, karena pada waktu itu Banyuwangi kebanyakan dari suku Using, suku Using mempunyai tradisi yang unik, yaitu kebiasaan suku Using melakukan pemujaan Mantera. Mantera adalah Doa sakral kesukuan yang mengandung ilmu gaib, sehingga mereka mempercayainya sebagai kepercayaan adat.

Suku Using terletak di ujung timur pinggiran kota Banyuwangi, sepeti di daerah Rogojampi, Wonosobo, Sukolilo. Selain melakukan pemujaan suku Using juga mempelajari Ilmu-ilmu Gaib dan mengamalkannya sebagai pelindung bagi mereka. Ilmu Gaib adalah ilmu yang mempelajari kemampuan melakukan sesuatu yang tidak wajar melebihi kemampuan manusia biasa dan biasasanya disebut dengan Ilmu kebatinan karena menyangkut hal-hal yang tidak nampak di mata, macam-macam dari limu gaib itu seperti Santet, Patok, Tenung. Pada awalnya suku Using menggunakan ilmu gaib itu hanya untuk pemujaan dan pelindung saja, tetapi seiring dengan berjalannya waktu mereka salah mengamalkannya, sehingga mereka saling menyakiti antara sesama suku, banyak dari mereka mengunakanya sebagai santet dan patok.
Ilmu gaib biasanya digunakan oleh sebagaian masyarakat using untuk menaklukkan seseorang sehingga membuat orang yang ditaklukkan menjadi sakit bahkan sampai meninggal, yang pada akhirnya mengakibatkan amarah, kebencian dan balas dendam. Padahal sudah dijelaskan di dalam hadist Nabi bahwasanya perbuatan seperti sihir, santet, dan patok dilarang oleh agama karena ujung-ujungnya dapat menyakiti banyak orang, seperti hadits dibawah ini.
ليس منا من تطير أو تطير له، أو تكهن أو تكهن له، أو سحر أو سحر له، ومن أتى كاهنا فصدقه فقد كفر بما أنزل على محمد ” (رواه البزار بإسناد جيد)
“Tidak termasuk golongan kami orang yang meminta dan melakukan Tathoyyur, meramal atau minta diramal, menyihir atau minta disihirkan, dan barang siapa yang mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”(HR. Al-Bazzaar, dengan sanad jayyid).
Di desa Wringin Pitu, Kecamatam Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Dimana ada seorang pemuda terjerat cinta, dan cinta pemuda itu berujung pertengkaran yang mengakibatkan terpatoknya pemuda tersebut. Patok adalah ilmu gaib yang mempelajari tentang ritual yang bertujuan untuk menyakiti seseorang karena pelampiasan rasa sakit hati terhadap orang yang dicintainya, tetapi cinta itu bertepuk sebelah tangan.
Sebut saja Namanya Imron rosidi anak dari Bapak Sukidi dan Ibu Nafsiyah, Imron hidup dari keluarga yang sederhana.[1] Awalnya, Imron menuntut ilmu disebuah Pondok Pesantren al-Huda di Mojokerto, dan Imron mengabdikan dirinya sebagai santri yang rajin dan taat terhadap peraturan. Di tempat tersebut Imron dibimbing oleh ustad muda yang bernama Sukri, Sukri begitu bijak dalam membimbing Imron, sehingga Imron menjadi santri yang cerdas. Imron senang karena bimbingan dari Sukri membuat dirinya berubah menjadi pemuda yang sholeh. Pada suatu hari, Sukri mengajak Imron untuk pulang ke rumahnya, di desa Klaten, Jawa Tengah. Sesampai di rumah Sukri, Imron dikenalkan dengan adik keponakannya yang bernama Mia. Dan tanpa disengaja, ternyata Imron dan Mia bertempat tinggal di kota yang sama, hanya beda kecamatan saja. Setelah beberapa hari berkunjung di rumah Sukri, Imron dan Sukri kembali ke pondoknya di Mojokerto. Sesampai di pondoknya, Sukri mencoba bertanya kepada Imron tentang kedekatannya dengan Mia. Imron hanya menjawab dengan senyuman saja kemudian langsung meninggalkan Sukri begitu saja.
Sudah tiga tahun Imron belajar di pesantren, dan sudah saatnya Imron kembali ke rumah orang tuanya di desa Wringin Pitu, Banyuwangi. Setelah beberapa bulan di rumah, Imron berkeinginan untuk bekerja di Bali karena penghasilan dari orang tuanya sangat minim sekali, sehingga Imron tidak tega melihat keadaan keluarganya. Selang beberapa hari, Imron meminta izin kepada orang tuanya untuk bekerja di Bali. Awalnya, Ibu Imron tidak setuju jika putranya tersebut bekerja di Bali karena jarak dari rumahnya cukup jauh. Kemudian Imron menjelaskan kepada ibunya hingga ibunya mengijinkan dia bekerja di Bali.
Sesampainya di Bali, ia mendapat pekerjaan sebagai pemandu wisata di Taman Safari, tepatnya di Banyu Biru. Selang beberapa bulan, Imron mendapat tugas untuk memandu turis ke suatu pantai di Bali. Tanpa sengaja, pada saat makan siang, Imron bertemu dengan sosok wanita yang tidak asing lagi di matanya, yaitu Mia. Ia bertemu di sebuah cafe, dekat dengan pantai tersebut. Kemudian Imron mengajak Mia untuk bergabung bersamanya, dan Mia pun setuju dengan tawaranya. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama, Mia mengajak Imron bermain ke rumahnya. Ternyata Mia sudah setahun pindah ke Bali. Sesampai di rumah Mia, Imron pun dikenalkan dengan orang tuanya. Seiring berjalannya waktu, kedekatan Imron dan Mia membuat mereka terjerat asmara dan akhirnya mereka pun menjalin hubungan. Keluarga Mia pun menyetujui hubungan mereka hingga oranng tua Mia menyuruh Imron untuk segera melamarnya. Tetapi Imron masih berpikir panjang untuk melamar Mia karena Mia masih sangat muda dan Mia pun setuju dengan keputusan Imron.
Entah mengapa akhir-akhir ini sikap Mia ke Imron berbeda dari biasanya. Mia jarang sekali menghubungi Imron dan menelponnya, sampai akhirnya Imron datang ke rumah Mia untuk memastikan keadaannya. Sesampai di rumah Mia, Imron disambut oleh orang tuanya. Tidak lama kemudian, Mia muncul untuk menemui Imron dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Ternyata selama ini Mia tidak pernah jujur kepada Imron kalau dia sebenarnya mempunyai pacar selain Imron. Imron sangat terkejut dan sangat marah mendengar pengakuan dari Mia. Mia hanya diam dan menangis mendengar amarah dari Imron. Mia menyesali perbuatannya, dan ia pun berjanji kepada Imron untuk tidak mengulanginya lagi. Imron kecewa atas apa yang sudah Mia lakukan terhadap dirinya. Kemudian Imron meminta penjelasan kepada Mia mengapa dia tega menduakan Imron, padahal Imron sayang sekali kepada Mia. Mia menjelaskan kepada Imron bahwa dia sebenarnya kurang perhatian dari dirinya, karena Imron selalu sibuk dengan pekerjaannya. Setelah menjelaskan semuanya, Imron juga meminta maaf kepada Mia jika selama ini dia kurang perhatian terhadap Mia. Setelah beberapa saat, mereka pun berbaikan dan saling memaafkan. Kemudian dengan tiba-tiba Mia meminta Imron untuk segera melamarnya. Imron pun menyetujui keinginan Mia dan segera membicarakan hal tersebut kepada kedua orang tuanya dan kedua orang tua Mia.
Pada tanggal 15 Agustus 2010, Imron melangsungkan pertunangan dengan Mia. Setelah melangsungkan pertunangan, hubungan mereka tidak semakin membaik, akan tetapi semakin memburuk. Dan dibalik semua itu, Imron menaruh kecurigaan terhadap Mia. Kecurigaan itu bermula ketika Imron mendengar berita yang tidak sedap tentang Mia. Imron mulai mencari kebenaran dari berita tersebut. Setelah mencari informasi, ternyata berita tersebut memang benar. Mia dengan sengaja mengkhianati Imron untuk yang kesekian kalinya. Imron merasa dirinya sudah dipermainkan oleh Mia. Imron tidak terima dengan apa yang sudah dilakukan Mia terhadap dirinya. Imron pun kemudian mendatangi rumah Mia yang ketika itu semua keluarga Mia berkumpul. Mia sangat terkejut atas kedatangan Imron ke rumahnya. Mia menyambut Imron dengan wajah tanpa bersalah.
Beberapa hari kemudian, Imron dengan bahasanya yang sopan dan tutur katanya yang lembut, Imron menjelaskan apa yang sudah Mia lakukan terhadap dirinya. Mia hanya diam tanpa kata karena apa yang sudah diucapkan oleh Imron adalah kenyataan. Pada saat itu juga Imron memutuskan pertunangannya dengan Mia karena Imron merasa bahwa hubungannya dengan Mia tidak bisa dilanjutkan lagi. Semua keluarga Mia sangat terkejut dengan keputusan Imron. Akan tetapi, keluarga Mia tidak setuju dengan keputusan yang sudah diambil oleh Imron. Sedangkan Imron tetap pada pendiriannya. Orang tua Mia merasa sakit hati terhadap keputusan Imron yang tiba-tiba saja memutuskan hubungan secara sepihak. Itulah awal dari kisah Imron yang menyebabkan dirinya terkena patok karena dengan tidak sengaja Imron menyakiti orang tua dan keluarga Mia. Orang tua Mia pun mempunyai inisiatif untuk membalas sakit hati atas apa yang sudah dilkukan oleh Imron dengan cara mematok Imron padahal perbuatan itu menyesatkan bagi keluarga Mia, seperti yang diterangkan dalam firman Allah di bawah ini:
ôs)s9ur $uZ÷Wyèt/ Îû Èe@à2 7p¨Bé& »wqߧ Âcr& (#rßç6ôã$# ©!$# (#qç7Ï^tGô_$#ur |Nqäó»©Ü9$# ( Nßg÷YÏJsù ô`¨B yyd ª!$# Nßg÷YÏBur ïƨB ôM¤)ym Ïmøn=tã ä's#»n=žÒ9$# 4 (#r玍šsù Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàR$$sù y#øx. šc%x. èpt7É)»tã šúüÎ/Éjs3ßJø9$# ÇÌÏÈ
Arinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl, 16: 36)
Sebenarnya, mematok adalah perbuatan yang tidak patut untuk dilakukan karena mematok dapat membahayakan diri seseorang yang terkena patok, seperti apa yang sudah terjadi terhadap Imron. Imron mulai merasa ada keanehan yang terjadi terhadap dirinya. setiap kali dia suka terhadap seorang wanita, wanita tersebut selalu saja menolak dirinya. Padahal Imron adalah pemuda yang tampan dan sudah mempunyai pekerjaan yang jelas. Tapi mengapa tidak ada satupun wanita yang menyukai dirinya. Karena keanehan-keanehan tersebut semakin merajalela, akhirnya Imron pun memutuskan untuk pulang ke Banyuwangi. Selang beberapa hari, kemudian ia pergi ke kyai. Setelah ditanyakan dan dilihatkan kepada kyai tersebut, ternyata Imron terkena patok.
Patok bisa hilang apabila orang yang terkena patok tersebut dapat mengingat dengan jelas siapa orang yang tanpa sengaja pernah ia sakiti. Imron mencoba mengingat siapa orang yang pernah tanpa sengaja ia sakiti. Imron merasa tanpa sengaja menyakiti keluarga Mia, terutama orang tuanya. Setelah itu, ia datang kepada kyai yang pernah ia datangi sebelumnya untuk menghilangkan patok tersebut. Kemudian kyai tersebut melakukan ruat terhadap Imron. Meruat adalah mandi kembang tujuh rupa yang dilakukan pada saat tengah malam (00.00 WIB) dengan membaca do’a dibawah ini dah dibaca sebanyak 7x.
واثمم وابكم ثم اعمم عدوان واحرمه ياذالجلال بحوسمة
Dan itu semua merupakan syarat dan tata cara untuk menghilangkan patok terhadap diri seseorang (seperti Imron). Setelah hilangnya patok terhadap diri orang tersebut, orang tersebut dapat lebih berhati-hati dalam melakukan semua hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dan orang yang telah sembuh dari patok, hidupnya akan bahagia, damai dan akan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. agar terhindar dari kejahatan-kejahatan dan patok yang dapat membahayakan orang-orang. Sesungguhnya, perbuatan tersebut di atas (patok) merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama karena dapat melawan dan merusak takdir Allah swt.
Seperti firman Alla dalam surat Yunus ayat 81-82:
!$£Jn=sù (#öqs)ø9r& tA$s% 4ÓyqãB $tB OçGø¤Å_ ÏmÎ/ ãósÅb¡9$# ( ¨bÎ) ©!$# ÿ¼ã&é#ÏÜö6ãŠy ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw ßxÎ=óÁムŸ@uHxå tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÑÊÈ ,Ïtäur ª!$# ¨,ysø9$# ¾ÏmÏG»yJÎ=s3Î/ öqs9ur on̍Ÿ2 tbqãB̍ôfãKø9$# ÇÑËÈ
Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, Itulah yang sihir, Sesungguhnya Allah akan Menampakkan ketidak benarannya" Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan, Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya) (Q.S Yunus 81-82)
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya Allah tidak akan membiarkan pekerjaan orang yang membuat kerusakan di dunia, meskipun orang-orang yang membuat kerusakan itu tidak menyukainya.
Sebelum kita mengetahui definisi dari: Nilai Pendidikan, Nilai agama, Nilai sosial, Nilai Hiburan. Alangkah baiknya mengetahui apa definisi Nilai terlebih dahulu, disini nilai juga mempunyai makna penting bagi kehidupan manusia. Definisi Nilai sendiri yaitu patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif
Kluchohn (Brameld, 1957). Mendefinisikan nilai sebagai konsep (tersirat, tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan.[2]
Disini nilai mempunyai peran penting dalam segi pendidikan, agama, sosial, hiburan dan lain-lain. Setelah membahas tentang definisi nilai-nilai, alahkah baiknya mengerti arti dari cabang-cabang nilai diatas:
  1. Definisi dari nilai pendidikan
Ada beberapa definisi dari pendidikan. Pertama-tama akan dibahas tentang definisi pendidikan yang diciptakan oleh:
Ø Langeveld. Beliau mengatakan bahwa pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhan menuju kearah kedewasaan. Langeveld juga mengatakan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
Ø Kihajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah menunutut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggata manusia dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.
Ø Udang-udang RI Nomer 20 Tahun 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi pada dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, masyarakat bangsa dan negara.
Ø John Dewey mempunyai mendefinisikan pendidikan adalah pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia dan suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Ø J..J Rousseau mendefinisikan bahwa pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa[3]
Dari tiga definisi diatas ternyata dua dua diantaranya membatasi pendidikan sampai dengan dewasa. Artinya kalau seseorang sudah dewasa dalam arti sudah bisa berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas segalanya tindakan yang dipilihnya sendiri, baik untuk kepentingan diri maupun sosial, maka pendidikan dihentikan. Sementara definisi yang baru tidak membatasi sampai umur berapa seseorang layak untuk dididik. Karena pendidikan adalah cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik. Pendidikan juga dapat mengubah sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Mendidik adalah membantu peserta didik dengan penuh kesadaran, baik dengan alat maupun tidak dalam kewajiban mereka mengembangkang dan menumbuhkan untuk meningkatkan kemampuan serta peran dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan umat tuhan. [4]
v Segi Pandang Hubungan Pendidikan Terhadap Masyarakat
Manusia bukanlah seekor makhluk biologis, melainkan seorang pribadi, seorang person, seorang subyek, artinya ia mengerti akan dirinya dalam situasinya, ia dapat mengambil sikap dan menentukan dirinya, nasibnya, ada ditangan sendiri.[5] Seperti kisah seorang pemuda (Imron) di atas yang mana Imron bisa menempatkan dirinya dalam situasi yang sedang membebaninya dan dikhianati oleh kekasihnya (Mia), pada masalah ini Imron bisa mengendalikan semua masalahnya dengan baik, dan bijaksana. Imron bisa juga mengambil sikap yang layak untuk Mia dengan apa yang telah dilakukan kepada Imron, Imron bertindak tegas dan tidak membiarkan Mia mempermainkan dirinya, apabila Imron membiarkan kelakuan Mia yang kurangajar dan semena-semana terhadap imron, dan Mia akan lebih berani dan melunjak. pantas bagi Imron memberikan pelajaran kepada Mia, meskipun pelajaran itu membuat diri Mia sakit hati, bahkan Orang tua Mia pun bersikap sama, seharusnya mereka sebagai orang tua bisa menasehati dan memberi contoh yang baik terhadap anakya, bahkan bukan untuk membela Mia yang sudah jelas benar-benar dirinya yang bersalah. Dan kenapa harus dengan dendam mereka menanggapi masalah Mia, padahal semua masalah bisa dibicarakan dengan baik-baik, tanpa harus membalas dendam yang dilakukannya kepada Imron. Seharusnya Imronlah yang pantas marah kepada Mia, karena dirinya sudah dikhianati oleh Mia. Bahkan sebaliknya Mia dan Orang tuanya yang marah, Imron menyudahi hubungannya dengan Mia, dan Imron melakukan semua itu kepada Mia karena Imron ingin dirinya mendapat keadilan, dan Imron tidak mau dirinya dibodohi dengan cinta palsu Mia yang membuat Imron sakit hati dan kecewa terhadap Mia. Yang akhirnya Imron harus mengatasi resiko yang diperbuat orang tua Mia kepada Imron, Imron di Patok oleh keluarga Mia karena mereka merasa tersakiti dengan keputusan Imron mungkin dengan cara seperti itu mereka menjadi puas dengan apa yang dilakukan Imron. Walaupun mereka menghalalkan segala cara untuk melampiaskan rasa sakit hatinya, tetapi Imron menghadapi masalahnya dengan sabar dan dewasa, Imron berfikir bahwa semuanya akan terselesaikan, karena Allah maha adil terhadap hambanya yang teraniaya dan terdzalimi.
Seperti ayat dibawah ini, yang menelaskan bahwa orang yang menganiyaya dan mendzalimi kepada sesama manusia dan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain merugi karena perbuatannya, seperti ingkar janji, menebar fitnah karena dengki, membuat keonaran, perusakan di muka bumi dan sebagainya. Allah berfirman:
$yJ¯RÎ) ã@ŠÎ6¡¡9$# n?tã tûïÏ%©!$# tbqßJÎ=ôàtƒ }¨$¨Z9$# tbqäóö7tƒur Îû ÇÚöF{$# ÎŽötóÎ/ Èd,ysø9$# 4 šÍ´¯»s9'ré& óOßgs9 ë>#xtã ÒOŠÏ9r& ÇÍËÈ
. Atrinya: Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. mereka itu mendapat azab yang pedih. (Q.S As-syura: 42)
  1. Definisi dari Nilai Sosial
Sosial adalah pengaruh timbul balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik,antar segi kehidupan hukum dan segi kehidupan dan kehidupan sosial, sosial bisa juga dikatakan sebagia setruktur sosial yang mana orang-orang yang berkomunikasi seling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan orang lain.
Sosial menurut Selo Sormadjan dan Soelaeman Soemardi: semua norma-norma dari segala tingkat dan berkisar pada suatu keperluan pokok dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang diberi nama lembaga kemasyarakatan yang bersosial.[6]
Seperti contoh diatas bahwasanya tindakan orang tua dan keluarga Mia sangat mempengaruhui kehidupan Imron, menjadi berantakan yang mana mereka melakukan suatu tindakan yang salah dan keluar dari norma-norma sosial, dan itu termasuk tindakan asusila yang bisa menyakiti diri Imron.
  1. Definisi Nilai Agama
Agama secara mendasar dan umum, dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Dan agama sangat penting dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia
Secara lebih khusus, agama dapat didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasikan dan memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Sebagai suatu sisitem keyakinan. Agama juga sebagai sistem keyakinan yang dapat menjadikan bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong atau penggerak serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.[7]
§ Agama menurut Tylor dan Spancer menganggap agama sebagai suatu hasil pemikiran manusia dan hasratnya untuk mengetahuinya.
§ Agama menurut Dukrheim dan Freud mengatakan bahwa agama bersifat naluriah dan emosional dan bersifat kudus yang dimaksud Durkheim dalam kaitannya dengan pembahasan agama bukanlah dalam artian yang teologis, melainkan sosiologis. Sifat kudus itu dapat diartikan bahwa sesuatu yang "kudus" itu "dikelilingi oleh ketentuan-ketentuan tata cara keagamaan dan larangan-larangan, yang memaksakan pemisahan radikal dari yang duniawi." Sifat kudus ini dibayangkan sebagai suatu kesatuan yang berada di atas segala-galanya.[8]
v Agama dan Hubungannya dengan Keadaan Manusia
Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta. Agama telah menimbulkan khayalan yang paling luas dan juga digunakan untuk menebarkan kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang lain. Agama dapat membangkitkan kebahagian batin yang paling sempurna, dan juga peresaan takut dan ngeri.[9]
Seperti cerita diatas bahwasanya kekejaman keluarga Mia yang dilakukan kepada Imron, yang membuat dirinya menderita tekanan batin dan perasaan takut yang amat sangat, tetapi dengan adanya Agama dan kepercayaan Imron terhadap Allah. Akhirnya Imron dapat kembali kejalan Allah dan memudahkan dirinya untuk melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari dan berusaha mengatasi kesukaran-kesukaran yang melanda dirinya. Dengan berusaha mengakhiri dengan ikhlas dan sabar atas cobaan-cobaan itu,
Seperti firman Allah dibawah ini menyuruh manusia untuk bersabar:
$ygƒr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qãYÏètGó$# ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÌÈ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqoroh: 153)
  1. Hasil Wawancara
Dari hasil sumber wawancara yang Peneliti terima dari korban Patok maut (Imron). Imron mengatakan bahwasanya dia terkena patok karena tanpa sengaja menyakiti Mia dan Keluarganya, sehingga keluarga Mia merasa sakit hati atas keputusan Imron. Sehingga mereka bersiasat untuk membalas dendam kepada Imron, awalnya Imron mengetahui dirinya terkena patok, tetapi ada keganjalan aneh yang ada pada dirinya, setelah beberapa kali dirinya disakiti dan dicampakkan oleh wanita-wanita yang disukainya dan wanita-wanita itu bahkan memaki-maki Imron. Padahal Imron berusa untuk menjadi yang terbaik dihadapan mereka. Pada suatu hari Imron menyukai seseorang sebut saja namanya Nurul, awalnya mereka berkenalan lewat telepon dan mereka bersepakat untuk bertemu, setelah mereka bertemu tidak ada keganjalan aneh pada diri Imron entah mengapa waktu Imron ingin melamarnya, Nurul menolaknya, alasanya hubungan mereka hanya sebatas teman saja, padahal mereka sudah berpacaran cukup lama. Entah mengapa perasaan Nurul begitu cepat berubah, dan membuat Imron kecewa, sampai Akhirnya Imron patah semangat dan mencoba untuk sendiri. Dari situ Imron berfikir dan menyadari bahwa ada keanehan dalam dirinya.
Beberapa bulan kemudian Imron berinisiatif untuk pergi kerumah kyai yang mungkin saja bisa melihat keanehan yang ada pada diri Imron, ternyata benar dugaan Imron selama ini, bahwa ada keanehan pada dirinya. Setelah kyai itu menerawang Imron, ada ilmu gaib yang menyandar pada dirinya bisa disebut juga Ilmu Patok, sudah diterangkan di atas bahwasanya patok itu sejenis dengan Ilmu Santet, hanya saja berbeda cara penggunaanya. Setelah Imron mengetahui bahwa dirinya terkena patok, Imron ketakutan dan terkejut dengan berita itu, tetapi kyai menyuruh Imron untuk tenang dan memperbanyak Istigfar lalu Imron mengikutinya. Untuk kedua kalinya Imron kerumah kyai, Imron ingin kyai cepat membuang dan menyembuhkan penyakitnya, kyai itu memenuhi permintakan Imron supaya menghilangkan penyakit itu. Tetapi kyai memintak Imron untuk mengingat kembali siapa orang yang pernah disakitinya dulu. Dengan berfikir keras Imron mencoba mengingat siapa orang yang pernah disakitinya, setelah beberapa menit Imron berfikir ternyata orang yang selama ini merasa tersakiti oleh Imron adalah keluarga Mia. Dan kyai pun segera menyembuhkan Imron dengan bertahap, karena ilmu gaib yang digunakan untuk mematok Imron sangat kuat, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghilangkanya. Dengan kondisi seperti itu Imron harus kuat dan tabah itulah kunci dari kesembuhanya.
Ada beberepa cara untuk menyembuhkan Patok, di atas juga sudah dijelskan salah satunya di atas dengan cara di Ruat yaitu mandi kembang tujuh rupa, yang dilakukan pada tengah malam, cara ini menurut kejawen cukup ampuh untuk menghilangkan patok, tetapi cara ini juga digunakan dalam Ruat secara Islami hanya saja secara Islami ada bacaan-bacaan dari kyai. Imron pun mengikuti saran kyai dan Imron segara diruat dan Alhamdulilah Imron mengatakan kepada Penulis bahwa dirinya sudah sembuh. Dan dengan kesembuhannya Imron akan lebih berhati-hati lagi dalam melakukan hal apapuna, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Abu ahmadi, Ilmu Pendidikan, 1991, Semarang: Rineka Cipta.
Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat, 1985, Jakarta Utara: PT Raja Grafido Persada.
Made Pidarta, Landasan Pendidikan, 2000, Jakarta: Rireka Cipta.
Rahmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, 2004, Bandung: Alfabet.
Roland Robertson, Agama Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis, 1993, Jakarta Utara: PT Raja Grafido Persada.
Suparman, Straktistik Sosial, 1995 Jakarta: Raja Grafida.,
Hasil Wawancara dengan Saudara Imron Rosidi, Umur 24 tahun, Pekerjaan: Sebagai Pemandu Wisata, Alamat: Desa Wringinpiti, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.


[1] Hasil Wawancara dengan Saudara Imron Rosidi, Umur 24 tahun, Pekerjaan: Sebagai Pemandu Wisata, Alamat: Desa Wringinpiti, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.
[2] Rahmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabet, 2004),
hal 8-10
[3] Abu ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Semarang: Rineka Cipta, 1991), hal.68-70
[4] Made Pidarta, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Rireka Cipta, 2007), hal. 9-10
[5] Abu ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Semarang: Rineka Cipta, 1991), hal. 71
[6] Suparman, Straktistik Sosial, (Jakarta: Raja Grafida, 1995), hal. 1-2.
[7] Roland Robertson, Agama Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis, (Jakarta Utara: PT Raja Grafido Persada, 1993), hal. V-vii.
[8] Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat, (Jakarta Utara: PT Raja Grafido Persada, 1985), hal. 7.
[9] Ibid. hal. 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar