Tradisi Takbir Keliling Menyambut Hari Raya Idul Adha di Desa
Wringin Pitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi
Tradisi adalah kebiasaan
yang diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, secara turun temurun
kebiasaan yang diwariskan mencakup berbagai nilai budaya yang meliputi adat
istiadat, sistem kemasyarakatan, sistem pengetahuan, kesenian, dan nilai budaya
yang menjadi pedoman bertingkah laku, bagi warga masyarakat
Takbir adalah seruan atau ucapan
Allahu Akbar 'Allah Mahabesar': menjelang Idulfitri dan Idhuladha orang
mengumandangkan takbiran dan pujian kepada Allah dengan menyerukan takbir .
Dari judul diatas mengenai Tradisi
Takbir Keliling Menyambut Hari Raya Idul Adha, yang dilakukan oleh masyarakat
Banyuwangi khususnya masyarakat Desa Wringinpitu. Penulis akan memberikan
fieldwork, yang sudah penulis teliti.
Pada tanggal 15 Oktober 2013 bertepatan
dengan malam hari Raya Idhul Adha, suasana Desa Wringinpitu begitu ramai dengan
arak-arakan atau takbir keliling yang dilaksanakan oleh warga setempat, acara
ini dimeriahkan oleh beberapa atraksi dan hiburan. Acara ini diawali dengan
berkumpulnya para masyarakat yang mengikuti takbir keliling mereka berkumpul di
halaman Masjid Jami’ Darussalam Wringinpitu, sebelum memulai takbir keliling,
acara ini diisi dengan pembukaan dan sambutan-sambutan dari kepala Desa serta
pengurus dan panitia yang ikut menyelenggarakan acara tersebut. Mereka juga diberi araha oleh pemuka agama
atau Kyai yaitu Bapak Muh Toha. mereka dihimbau untuk berhati-hati dan
melaksanakan takbir keliling dengan tertib, tidak boleh berdesak-desakan, harus
sesuai dengan urutan nomer yang sudah diberikan kepada masing-masing kelompok.
Dalam acara ini semua peserta takbir kliling berjalan dengan perlahan-lahan
dengan mengumandangkan Takbir ( Allahhu Akbar 3X) mengelilingi Desa
Wringinpitu, Dusun Bayatrejo dan Dusun Krajan. Takbir keliling dimeriahkan oleh
banyak kalangan, antara lain jama’ah yasinan bapak-bapak, jama’ah yasinan
ibuk-ibuk, ibu-ibu Pkk, anak-anak TPQ, TPA, SD, MI dan kalangan pemuda Remas.
Tidak kalah hebohnya dalam acara takbir keliling menyambut hari raya id,
semua peserta menghiasi kendaraannya dengan ornamen-ornamen dan hiasan yang
mewah, ada yang menghiasi kendaraannya dengan ornamen Unta yang terbuat dari
gabus seperti zaman Nabi, menghiasi dengan Masjid yang diberi ornamen beberapa
ekor kambing, dan menghiasinya dengan lampu warna warni, sehingga terkesan
sangat mewah bila di tonton. Bukan hanya itu saja, peserta juga berdandan
layaknya Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail yang sangat memukau. Mereka
juga berlomba-lomba mengumandangkan lafadz Takbir dengan suara yang merdu yang
dipimpin oleh ketua dari peserta tersubut, sesekali salah satu dari mereka
melantunkan takbir yang panjang seperti:
اللهُ اكبَرُ-
اللهُ اَكْبَرُ- اللهُ اكبَرُ لااِلهَ الااللهُ وَاللهُ اكبَرُاَللهُ اكبَرُ
وَللهِ الحَمْد
اللهُ اكبَر كَبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً
واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو
كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ
اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه,
وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر,
اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْد
Menurut Pak
Lukman selaku Panitian dari acara tersebut mengatakan, bahwasanya tradisi
Takbir Keliling ini dilakukan setiap Tahun menjelang Idul Fitri dan Idul Adha,
bila sekali tidak diadakan acara seperti ini, maka sangat kurang istimewa dalam
menyambut bulan yang penuh berkah, maka dari itu sebisa mungkin acara Takbir
keliling selalu diadakan. Apalagi acara ini sangat didukung oleh warga
setempat, bahkan warga dari Desa lain pun ikut merayakan acara ini, seperti
Desa kampung loro, dan Sidorjo. Yang lebih menarinya lagi dalam takbir keliling
ini, diadakan suatu perlombaan dari masing-masing kelompok, yang mana semakin
membuat antusias warga untuk mengikutinya. Dalam perlombaan takbir keliling
masing-masing juara akan mendapat hadiah berupa Bedug, Karpet, Kipas Angin dan
lain sebagainya.
Setelah berjalan
mengelilingi Desa, acara ini berakhir dengan berkumpulnya para peserta di
halaman Masjid jami’ Darussalam, untuk menunggu hasil pengumuman pemenang
takbir keliling, sesudah pengumuman itu di umumkan beserta pembagian hadiah,
maka acara ini ditutup dengan Do’a yang dipimpin oleh Kyai setempat. Acara
takbir keliling tidak berakhir begitu saja, masyarakat tidak bergegas langsung
pulang kerumahnya masing-masing, akan tetapi mereka menyalakan Mercon dan
kembang api bersama-sama menjadi satu, sehingga suasana Desa Wringin Pitu
menjadi indah dengan hiasan-hiasan kembang Api.